Ekspor & Impor Sama-sama Anjlok, Tanda Ekonomi RI Merosot?

 Ekspor & Impor Sama-sama Anjlok, Tanda Ekonomi RI Merosot?

Kinerja neraca perdagangan Indonesia per Juli 2023 turun hingga 68,28% dibanding Juli 2022 dari US$ 4,13 miliar menjadi US$1,31 miliar, terutama dipengaruhi anjloknya kinerja ekspor 18,03% dari US$ 25,47 miliar menjadi US$ 20,88 miliar dan impor turun 8,32% dari US$ 21,35 miliar menjadi US$ 19,57 miliar.

Dengan anjloknya kinerja ekspor dan impor ini, pemerintah percaya diri tak akan mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi pada 2023. Terutama karena pelemahannya mereka anggap bukan disebabkan anjloknya kinerja perekonomian domestik, melainkan hanya disebabkan jatuhnya harga-harga komoditas ekspor andalan Indonesia.


"Ini kan pengaruh harga pada umumnya jadi ini karena lebih kepada nilai tentunya di tengah-tengah ekonomi global ekonomi Indonesia masih sangat baik dengan pertumbuhan PDB kuartal II sekitar 5,17% (yoy). Itu merupakan satu indikasi pertumbuhan ekonomi kita masih solid," kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Amalia yang akrab disapa Winny itu menjelaskan, dari sisi ekspor yang turun drastia itu pun terlihat disebabkan anjloknya harga-harga komoditas andalan ekspor tanah air. Misalnya, harga minyak mentah kelapa sawit atau CPO yang turun 16,86% yoy, batubara minus 65,03% yoy, dan nikel minus 1,82% yoy dari Juli 2022 ke Juli 2023. Hanya bijih besi yang harganya naik 5,40% yoy.


"Era windfall ini ternyata telah berlalu. Kalau kita lihat data yang kita tayangkan harga komoditas ekspor unggulan seperti batu bara trennya turun sepanjang 2023 bila dibandingkan tahun lalu," tegasnya.


"Komoditas ekspor yang turun ini terutama kalau kita lihat bahan bakar mineral HS 27 yang nilainya turun 9,36% salah satu penyebabnya turun nya harga batu bara di pasar global," ujar Winny.


Masih baiknya kinerja perekonomian domestik menurut Winny juga tercermin dari data impor barang konsumsi dan barang modal yang tumbuh secara tahunan pada Juli 2023. Masing-masing pertumbuhannya 26,87% dan 18,79% sedangkan bahan baku atau penolong yang satu-satunya kontraksi 16,67% yoy.


"Jadi artinya ekonomi kita di tengah-tengah ketidakpastian masih relatif resilien berdaya tahan dan masih solid," ucap wanita yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas.


Baca: Tadinya Andalan! Segini Hancurnya Ekspor Batu Bara & CPO

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun masih optimistis pertumbuhan di tengah kondisi ekonomi dunia masih diliputi ketidakpastian yang tinggi, perekonomian dalam negeri masih mampu untuk tumbuh positif hingga diperkirakan 5-5,3% hingga akhir 2023.


"Perkembangan positif ini pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 baik kuartal II dan keseluruhan tahun diperkirakan masih terjaga pada kisaran antara 5,0-5,3%," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat KSSK, Selasa (1/8/2023).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar