Darurat Negara di Tetangga RI, Pemberontakan di Depan Mata

 

Darurat Negara di Tetangga RI, Pemberontakan di Depan Mata

duniaberita30.blogspot Konfrontasi antara kelompok milisi dan rezim Junta Myanmar terus terjadi. Saat ini, konflik antara keduanya belum berakhir, dengan milisi terus hadir di berbagai sisi negara itu.

Salah satu kelompok milisi tersebut adalah Tentara Pembebasan Rakyat Bamar (BPLA) yang dipimpin mantan penyair Maung Saungkha. Saat ini, kelompok itu mengaku telah memperoleh pelatihan dari sekutu dan pengalaman pertempuran di perbatasan negara.

Sebagian besar anggota BPLA adalah Bamar, kelompok etnis yang merupakan dua pertiga dari populasi dan mendominasi Myanmar Tengah di mana lembaga pemerintah berada. Mereka mayoritas beragama Buddha.

Institut Strategi dan Kebijakan yang berbasis di Myanmar memperkirakan BPLA memiliki sekitar 1.000 anggota. Angka ini menjadikannya salah satu milisi baru terbesar di negara itu.

Pertumbuhan BPLA banyak bergantung pada keterampilan Maung Saungkha dalam membangun hubungan dengan kelompok bersenjata lainnya. Sebelum kudeta, ia adalah seorang penyair yang sempat dipenjara karena sebuah syair mencela otoritas, yang kemudian menjadikannya aktivis terkenal.

"Rekam jejak itu telah memberi BPLA 'bobot ideologis'," kata Richard Horsey, penasihat senior Myanmar di lembaga pemikir Crisis Group, kepada Reuters, Jumat (4/8/2023).

Meski begitu, Maung Saungkha dan pejabat politik BPLA, Yoe Bibi Min, mengatakan perjuangan melawan junta akan berlangsung lama dan mengakui BPLA menghadapi tantangan yang signifikan. Ini terutama terkait pendanaan kelompok itu.

Beberapa kelompok etnis bersenjata telah lama mengandalkan perdagangan narkoba untuk mendapatkan dana, menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan. Tetapi BPLA mengklaim satu-satunya pembiayaan berasal dari donasi, penjualan merchandise bermerek BPLA, dan buku puisi Saungkha.

Selain itu, masalah lain yang meliputi adalah beberapa pasukan telah melarikan diri. Para anggota yang kabur itu mengaku telah merindukan rumah serta bosan dan lelah setelah dua tahun perang.

"Tahun ini, kaum revolusioner fana akan bergegas pulang...sekarang baru tahap kualifikasi. Masih banyak pertempuran di depan," katanya.

https://toto-jp-slot.online/