Duh! Harga Emas Babak Belur Karena The Fed & Pengangguran AS
Harga emas masih babak belur karena ekspektasi kebijakan ketat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Harga emas di pasar spot pada perdagangan Kamis (17/2023) ditutup di posisi US$ 1.888,89 per troy ons. Harganya melemah 0,15%.
Posisi penutupan kemarin membawa emas ke titik terendahnya sejak 10 Maret 2023 atau lebih dari lima bulan.
Pelemahan juga memperpanjang derita emas yang juga jatuh pada tiga perdagangan hari sebelumnya.. Dalam empat hari terakhir, harga sang logam mulia sudah ambruk 1,28%.
Harga emas sedikit membaik pada hari ini. Pada perdagangan Jumat (18/8/2023) pukul 06:25 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.890,19 per troy ons atau menguat 0,07%.
Harga emas babak belur setelah keluarnya rilis pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) serta data klaim pengangguran AS.
Risalah pertemuan FOMC Juli yang dirilsi pada Kamis dini hari waktu Indonesia menunjukkan sebagian besar pejabat lebih memprioritaskan pertarungan atas inflasi
"Dengan inflasi yang masih jauh di atas tujuan jangka panjang Komite dan pasar tenaga kerja tetap ketat, sebagian besar peserta terus melihat risiko kenaikan yang signifikan terhadap inflasi dan tetap memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut," ungkap risalah dalam pertemuan FOMC.
Hal tersebut semakin menambah ketidakpastian di pasar, pasalnya the Fed melawan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Oleh sebab itu, sikap bank sentral AS tersebut di proyeksi pasar masih bisa ketat lagi untuk pertemuan selanjutnya di sisa akhir tahun ini.
Ini juga menunjukkan ketidakpastian atas perlunya tindakan tambahan kenaikan sekarang karena tekanan inflasi menunjukkan tanda-tanda mereda. Meski begitu, para pejabat tetap khawatir tentang inflasi dan tampaknya siap untuk bertindak lagi jika dianggap perlu.
Inflasi AS sedikit meningkat pada Juli 2023 menjadi 3,3% (yoy) dari 3,0% (pada Juni).
Survei yang dilakukan CMEFedWatchTool menunjukkan jika 87,5% pasar bertaruh Teh Fed akan mempertahankan suku bunga sementara 12,5% memperkirakan adanya kenaikan pada September mendatang.
"The Fed mungkin masih agresif ke dean dan ini membuat emas terus menerus tertekan. Saya melihat adanya bargain hunting pada emas di level harga saat ini," tutur analus dari High Ridge Futures, David Meger, dikutip dari Reuters.
Proyeksi masih ketatnya The Fed juga didukung oleh data klaim pengangguran yang keluar Kamis kemarin. Jumlah pekerja yang mengajukan klaim pengangguran pada pekan yang berakhir pada 12 Juli 2023 sebanyak 239 ribu atau turun 11.000 dari pekan sebelumnya yakni 250.000.
Turunnya klaim pengangguran menandai pasar tenaga kerja AS masih panas sehingga inflasi bisa sulit turun tajam. Hal ini bisa membuat The Fed mempertahankan kebijakan hawkishnya.
"Market berharap ada penurunan data di tenaga kerja yang bisa mengubah The Fed tetapi kenyataan terjadi sebaliknya dan ini membuat emas tertekan," tutur analis DailyFX , Warren Venketas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar